PENDAHULUAN
Latar Belakang
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena dan arteri yang memasok oksigen, dan bahan makanan ke seluruh jaringan tubuh serta mengambil karbondioksida dan sisa metabolisme dari jaringan. Darah memiliki dua komponen penyusun yaitu plasma dan sel darah. Plasma darah merupakan bagian dari komponen darah yang berwarna kekuning-kuningan yang jumlahnya sekitar 60% dari volume darah, sedangkan sel darah adalah komponen selluler dari darah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (Leukosit) dan keping-keping darah (trombosit).
Volume darah di dalam tubuh sekitar sepertiga belas berat badan orang sehat, atau kurang lebih 4 – 5 liter. Bila cairan darah terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka tubuh sendiri akan mengatur sekresi melalui keringat dan kencing atau urine sehingga kadar larutan dalam darah tetap dan tekanan osmosis dalam darahpun juga tetap. Darah mempunyai bebarapa fungsi yang penting untuk tubuh. Darah mengangkut zat-zat makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, hasil limbah metbolisme dari jaringan tubuh ke ginjal, dan hormon dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh.
Fungsi utama dari darah adalah sebagai media transport yaitu mengangkut oksigen ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, untuk mencapai gas ini sel darah mengandung protein khusus yaitu hemoglobin karena sewtiap sel darah merah mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobulin, selain itu darah juga berfungsi sebagai regulasi dan pertahanan tubuh, yaitu mencegah dari pendarahan dan pertahanan tubuh dari penyakit. Atas dasar inilah dilakukan praktikum mengenai darah I untuk mengetahui bentuk dan sifat-sifat darah diantaranya preparat darah natif, waktu koagulasi dan pendarahan, serta laju endap darah.
Tujuan dan Kegunaan
1. Preparat Darah Natip
a. Tujuan:
Tujuan dari percobaan preparat darah natip adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk sel darah merah (eritrosit) sel darah putih (leukosit)dan keping-keping darah (trombosit) melalui pengamatan di bawah mikroskop.
b. Kegunaan:
 Agar dapat membedakan sel darah merah, sel darah putih dan keping-keping darah.
2.    Penetapan Waktu Koagulasi
a.       Tujuan :
Tujuan percobaan penetapan waktu koagulasi adalah untuk melihat waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan benang-benang fibrin pada darah setelah keluar dari pembuluh darah serta faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi. 
a.       Kegunaan :
Kegunaannya adalah agar kita dapat mengetahui waktu pembekuan darah yang ditandai dengan terbentuknya benang-benang fibrin.
3.      Waktu Pendarahan
a.       Tujuan :
Tujauan dari percobaan waktu pendarahan adalah untuk melihat darah yang keluar dengan menggunakan kertas saring hingga pendarahan terhenti. 
b.      Kegunaan :
Kegunaannya adalah dapat mengetahui interval waktu dari mulainya pendarahan hingga selesai terbentuknya darah dari luka.
4.      Penyusunan Darah
a.       Tujuan :
Tujuan percobaan penyusunan darah adalah untuk melihat kecepatan darah yang mengendap dengan melihat tinggi plasma yang jernih serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b.      Kegunaan : 
Kegunaan praktikum Laju Endap Darah adalah untuk mengetahui kecepatan endap darah dengan faktor-faktor yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
Preparat Darah Natif
Darah merupakan jaringan tubuh yang terdiri dari bagian cair (plasma) dan bahan-bahan interseluler. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak dalam cairan interseluler. Cairan ekstrasel dalam darah mensuplay sel-sel dengan nutrisi dan zat-zat lain yang diperlukan untuk fungsi selular, tetapi sebelum digunakan zat ini harus ditransfort melalui membrane sel dengan dua proses utama yaitu difusi dan osmosis serta transfor aktif. Dinding sel eritrosit sangat permeable terhadap sifat apapun. Darah mempunyai beberapa fungsi yang penting untuk tubuh. Darah mengangkut zat-zat makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, hasil limbah metabolisme dari jaringan tubuh ke ginjal, dan hormon dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh (Sonjaya, 2005).
Darah merupakan cairan dengan volume yang berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh, dan umur setiap orang atau individu. Jumlah darah dalam tubuh bervariasi tergantung pada berat tubuh seseorang. Pada orang dewasa 1/13 berat badan kira-kira 4-5 liternya adalah darah. Faktor lain yang juga menentukan banyaknya darah adalah umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Total sirkulasi dari volume darah diperkirakan sekitar 5 s/d 8% dari total bobot badan dan angka ini bervariasi menurut umur, spesies, besar tubuh, aktivitas, status kesehatan, status gizi dankondisi fisiologi (bunting dan laktasi) (Syaifuddin, 2002).
Darah mengangkut oksigen zat-zat makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, hasil limbah metabolisme dari jaringan tubuh ke ginjal dan hormone dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh. Darah juga berpartisipasi dalam pengaturan kondisi asam-basa, keseimbangan elektrolit dan temperature tubuh, dan sebagai pertahanan suatu organisme terhadap penyakit. Semuanya adalah fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkngan interna yang konstan (Sonjaya, 2005).
Sel darah merah mengalami sejumlah stadium dalam perkembangannya di dalam um-sum tulang. Eritroblas adalah sel besar yang mengandung inti dan sejumlah kecil hemoglobin. Sel ini kemudian berkembang menjadi normoblas yang berukuran lebih kecil. Inti sel kemudian mengalami disintegrasi dan menghilang sitoplasma mengandung benang-benang halus. Jumlah sel darah merah bervariasi tergantung jenis kelamin, usia, dan juga ketinggian tempat orang tersebut hidup. Jumlah sel darah merah bisa berkurang misalnya karena luka yang mengeluarkan banyak darah atau karena anemia (Srikini, 2000).
Sel darah putih berbentuk tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sum-sum marah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya memberantas kuman-kuman penyakit. Sel darah putih atau leukosit berukuran lebih besar daripada sel darah merah, diameternya sekitar 10µm, dan jumlahnya lebih sedikit teradpat 7-10 X 109 leukosit per liter darah dan jumlah in bias meningkat sampai 30 X 109 per liter darah bila ada infeksi di dalam badan. Penngkatan ini dikenal sebagai leukositosis (Watson, R 1997).
Waktu Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia (koagulan) ke dalam air yang akan dioIah. Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan (Anonim, 2009)
Penggumpalan darah atau pembekuan darah, atau disebut juga dengan koagulasi darah terjadi apabila darah ditampung dan dibiarkan begitu saja. Menurut Anonim (2009), waktu koagulasi adalah waktu mulai darah mulai keluar sampai keluarnya benang fibrin. Sedangkan menurut Sonjaya (2008), waktu koagulasi adalah waktu yang dibutuhkan darah untuk menggumpal dimana bervariasi untuk berbagai spesies.
Mekanisme koagulasi atau proses koagulasi (penggumpalan darah) terjadi lewat mekanisme kompleks yang diakhiri dengan pembentukan fibrin (protein dalam plasma darah yang diubah oleh trombin/enzim pembeku darah dalam proses pembekuan darah). Mekanisme ini terjadi jika ada cedera di dalam maupun di permukaan tubuh. Kondisi darah mudah menggumpal bisa terjadi karena faktor keturunan maupun didapat misalnya akibat infeksi maupun tingginya antibodi antikardiolipid (ACA) akibat gangguan autonium (Anonim, 2009).
Antikoagulan adalah suatu zat atau obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah diluar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau transfusi (Anonim, 2009).
Waktu Pendarahan
Waktu pendarahan adalah waktu yang dibutuhkan kulit berdarah untuk berhenti estela penusukan kulit. Darah dihapus setiap 30 detik atau luka diredam dalam larutan fisiologis (Sonjaya, 2008). Sedankan menurut Anonim (2009), waktu pendarahan adalah interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agregat yang menutupi celah pembuluh darah yang rusak. Peningkatan waktu pendarahan setelah pemberian bahan uji menunjukkan adanya efek antiagregasi platelet.
Waktu pendarahan biasanya dapat juga diartikan sebagai waktu ulai keluarnya tetesan darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring atau tissue. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yaitu besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas, kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yaitu besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas, kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam darah (Sonjaya, 2008).
Pendarahan yang hebat dapat diarkibatkan oleh slaah satu defisiensi salah satu dari factor pembekuan. Tiga jenis kecenderungan pendarahan tertentu adalah defisiensi vitamin K, hemofilia, tromboplasitoplatopenia. Defisiensi vitamin K yakni berupa penurunan factor VII,IX dan X yang dikarenakan defisiensi vitamin K, hepatitis, sirosis dan penyakit hati lainnya dapat menekan pembentukan protrombin dan factor VII,IX dan X. Dengan demikian hebatnya sehingga penderita mempunyai kecenderungan mengalami pendarahan yang hebat. Hebatnya sehingga penderita mempunyai kecenderungan mengalami pendarahan yang hebat. Hemofilia yaitu defisiensi herediter yang semuanyan menyebabkan kecenderungan pendarhan yang sukar dibedakan satu yang lainnya (Syaifuddin, 2002).
Waktu pendarahan diamati sebagai interval waktu timbulnya tetes darah dari mulai pembulh darah yang luka sampai darah terhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agregat pletelat yang menutupi calah pembuluh darah yang rusak (Anonim, 2009).
Penyusun Darah
Pembentkan sel darah mulai terjadi pada sm-sum tulang setelah minggu ke 20 masa kehidupan embrionik. Dengan semakin bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang. Pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sum-sum tulang masih dapat terjadi. bila sum-sum tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis. Sampai dengan usia 5 tahun. Pada dasarnya semua tulang dapat menjadi tempat pembentukan sel darah. Dengan semakin bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang (Anonim, 2008).
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsng dengan sel-sel dalam tubuh kita. Darah manusia tersusun atas da komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Sel-sel darah terdiri atas dua yaitu sel darah merah dan sel darah putih (Sonjaya, 2005).
Pada sum-sum tulang terdapat sel progenitor yang merupakan penghasil semua sel darah. Nampaknya sum-sum tulang mempunyai kelompok sel yang menghasilkan sel darah tertentu, kecuali netrofil dan monosit yang nampaknya berasal dari kelompok sel yang sama. . Terbentuk 8 macam sel yang berbeda dan semua dihasilkan dari satu jenis sel batang pluripoten yang akan menurunkan 5 garis keturunan sel yang berbeda. Garis mieloblas menghasilkan tiga jenis sel granulosit sedangkan garis monoblas dan limfoblas menghasilkan sel agranulosit. Eritrosit atau sel darah merah dan trombosit dibentuk dari garis keturunannya masing-masing (Watson, R, 1997).
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organic dengan satu atom besi. Selain itu juga dapat dikatakan bahwa hemoglobin dalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transfor oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Hemglobin diukur dalam satan gram per 100 ml. Nilai normal adalah 14-16 g per 100 ml. Hemoglobin mempunyai daya tarik yang kuat terhadap oksigen. Ketika sel darah melewati paru-paru, hemoglobin akan bergabng dengan oksigen dari udara dan warnanya menjadi cerah (Watson, 1997).
Trombosit mempunyai karakteristik seperti sel pada umumnya walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat melakukan reproduksi. Dalam sitoplasma trombosit berperan aktif. Membran sel trambosit diliputi oleh glikoprotein yang mencegah perlekatan dengan endothel normal, tetapi mrmudahkan perlekatan dengan endothel yang rusak. Bentuk keeping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sumsum merah, serta berperan penting pada proses pembekuan darah Membran sel juga mengandung platelet factor 3 untuk proses pembekuan darah (Anonim, 2009).
Trombosit atau Keping-keping darah berkerut pada pembuluh darah luka dimana trombosit melepaskan satu bahan yang membatasi kehilangan darah sebelum koagulasi (pembekuan darah) terjadi. Pada kuda jumlahnya berkisar antara 110.000 – 300.000 per mm3 dengan rataan 170.000 (Sonjaya, 2005).
Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga dengan sendirinya jumlahnya dalam tubuh akan diatur, misalnya dengan proses ekrenasi. Plasma darah juga bertugas membawa sari-sari makanan, sisa sisa metabolisme, hasil sekresi dan beberapa gas. Serum yang bersal dari hewan tersebut , dapat disuntikkan kepada hewan yang peka terhadap penyakit yang sama untuk memberikan perlindungan paif, selama antibody itu masih berada di tubuh hewan yang peka itu (Sarkini, 2000).
Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warnanya merah cerah di dalam arteri dan berwarna merah unggu gelap di dalam vena, setelah melapas sebagian oksigen ke jaringan dan menerima produk sisa dari jaringan. Bahan-bahan tersebut diangkut ke seluruh sel dan jaringan, dimana bahan-bahan tersebut akan berdifusi dari kapiler ke jaringan intersritial, masuk ke dalam sel dan selanjutnya akan dipergunakan untuk semua aktifitas sel. Darah membantu mengangkut zat-zat makanan yang diperlukan oleh jaringan tubuh (Anonim, 2009).
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transfortasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transfortasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tbuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transfortasi dengan darah (Syaifuddin, 2002).

METODOLOGI PRAKTEK
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar tentang Preparat Darah Natif, Penetapan Waktu Koagulasi dan Penetapan Waktu Pendarahan, pada hari Senin, tanggal 05 Desember 2011, pukul 14.00 sampai selesai yang bertempat di Laboraturium Kampus I Umpar Jl, Muhammadiyah Parepare.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum preparat darah natif penetapan waktu koagulasi dan penetapan waktu pendarahan:
Alat:
1.      Mikroskop                                           6.  Pipet tetes
2.      Kertas saring                                       7.  Tabung reaksi
3.      Rak tabung                                          8.  Spoid
4.      Objek gelas                                         9.  Kapas
5.      Gelas arloji                                          10. Cawan petri
Bahan:
1.      Alkohol
2.      Larutan NaCl 0,9 %
3.      Sampel darah Laki-laki dan Perempuan
4.      Kesumbah dan minyak
Metode Praktikum
1. Preparat Darah Natip
Pada objek glas yang bersih ditaruh 1-2 tetes larutan NaCl 0,9%. Kemudian di sebelahnya satu tetes darah dari ujung jari kemudian kedua macam tetesan dicampur lalu ditutup dengan cover glass dan cairan berlebih diserap dengan kertas saring lalu diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 10X, 40X, dan bila perlu 100X dengan menggunakan minyak emersi.
2. Penetapan Waktu Koagulasi
Sterilkan jari dengan kapas yang diberikan alkohol,kemudian jari ditusuk dengan menggunakan jarum sampai keluar darah.Waktu darah keluar dari ujung jari,aktifkan stopwatch kemudian satu atau dua tetes darah tersebut diteteskan pada cawan petri. Dengan menggunakan jarum pentul tusuklah darah tadi kemudian angkat perlahan-lahan, lakukan hal tersebut pada setiap ½ menit sampai tampak adanya benang fibrin.Setelah benang-benang febrin mucul hentikan stopwatch dan lihat berapa lama waktu yang diperlukan sehingga bisa keluar benang-benang febrin..
3. Waktu Pendarahan
Oleskan tangan dengan menggunakan alkohol agar steril. Kemudian jari tanggan di tusuk dengan jarum sampai keluar darah.bila darah sudah keluar dari ujung jari, kemudian setiap tetesan darah diserap dengan kertas saring sampai tidak ada noda darah lagi pada kertas saring, kemudian hitung menggunakan stopwatch berapa lama waktu pendarahan mulai dari keluarnya darah dari jari sampai darah tersebut tidak keluar lagi.
4. Penyusunan darah
Zat pewarna dimasukan kedalam tabung reaksi seperlunya, kemudian di campur dengan air dan minyak goreng sebanyak 5 cc. Kemudian tabung reaksi ditutup kemjudian dikocok sampai tercampur. Diamati beberapa menit di rak tabung lalu hasilnya diamati dan digambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Preparat Darah Natif
Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak Dasar yang telah dilakukan diperoleh:
Gambar 1.  Hasil Pengamatan Preparat Darah Natif
TANGGAL                          : 05 Desember 2011
PRAKTIKUM KE                : I
NAMA BAHAN                  : PREPARAT DARAH NATIF
TUJUAN PRAKTIKUM      : Untuk Mengetahui Bentuk Sel Darah
BERTEMPAT              : Laboraturium Kampus I Umpar Jl, Muhammadiyah  Parepare.

                                                 




MASUKKAN GAMBAR ANDA
SENDIRI

Preparat         : Darah Manusia
Pembesaran   : 10 x 40 Kali
Menurut hasil praktikum mengenai preparat darah natip, dimana didapatkan hasil sebagai berikut yaitu diperoleh sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit dan trombosit atau keeping-keping darah yang merupakan komponen sel darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mikrajuddin (2004), yang menyatakan bahwa darah manusi ataupun hewan terdiri dari dua kompoen penting yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan drah). Dimana sel-sel darah itu sendiri terdiri dari sel drah merah dan sel drah putih serta kepng drah, sedangkan cairan drah terdiri dari cairan darah (Plasma darah).
Menurut Anonim (2009), yang menyatakan bahwa susunan darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keeping-keping darah (trombosit), dan plasma darah. Pada praktikum ini ditemukan sel darah putih (leukosit), hal ini dikarenakan cirri-ciri dan spesifikasi leukosit yang memiliki inti atau nucleus. Hal ini ditunjang dengan pendapat Syaifuddin (2002) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik dari sel darah putih yakni memiliki inti atau nucleus serta mampu bergerak bebas dalam darah. Warna yang ditemuykan pada sel darah putih adalah bening memiliki inti. Hal ini ditunjang oleh pendapat Watson (2002), yang menyatakan bahwa salah satu cirri dari sel darah putih tidak berwarna.
Pada praktikum juga ditemukan keeping-keping darah atau trombosit yang bentuknya tidak teratur dan jika dilihat secara sepintas nampak tidak memiliki inti sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1999) yang menyatakan bahwa keeping-keping darah atau trombosit bentuknya tidak teratur, tidak memiliki inti sel atau nucleus dan sifatnya mudah pecah.
Menurut Anonim (2009) yang menyatakan bahwa bentuk keeping darah tidak tertaur dan tidak berinti diproduksi pada sum-sum merah, serta berperan penting pada proses pembekuan darah. Keping darah atau platelet adalah fragmen sel yang tersirkulasi darah yang terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah (thrombus).
Waktu Koagulasi
Koagulasi adalah suatu proses yang rumit didalam sistem koloid darah yang memicuh partikel koloida terdispersi untuk memulai proses pembekuan dan pembentukan terombus. Koagulasi adalah bagian penting dari hemostatis,yaitu saat penambalan dinding pembuluh darah yang rusak olh keping darah dan faktor koagulasi (yang mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan yang mulai proses perbaikan. Kelainan koagulasi dapat meningkatkan resiko pendarahan atau trombosis. Berdasarkan Praktikum Fisiologi ternak dasar yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
Hasil Pengamatan Koagulasi
No
Nama/Jenis Kelamin
Umur
Waktu terbentuk benang fibring
Waktu pembekuan darah
Waktu pendarahan
1
Chaerul (♂)
21 Th
3 menit 14 detik
2 menit 30 detik
2
Ramlah (♀)
21 Th
3 menit 12 detik
2 menit 58 detik
            Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat waktu koagulasi berbeda beda dimana waktu terbentuknya benang fibring laki-laki yaitu 3 menit 14 detik dan perempuan 3 menit 12 detik sedangkan pada waktu pembekuan darah untuk laki-laki 2 menit 30 detik dan perempuan 2 menit 58 detik. Jadi dimana perlakuan terbentuknya benang fibring lebih cepat laki-laki dari pada perempuan, sedangkan pada perlakuan pembekuan darah waktu koagulasi perempuan lebih cepat dibandingka dengan laki-laki. . Hal ini disebabkan karena kandungan garam dalam kalsium dalam tubuh kurang akibatnya akan sangat berpengaruh terhadap pemecahan trombosit yang mengandung tromboplastin yang penting dalam pembekuan darah, dimana tromboplastin akan bertemu protrombin dan dengan bantuan kalsium dan vitamin K akan menjadi trombin yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariwibowo (2007), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi waktukoagulasi darah yaitu adanya pembentukan tromboplastin, adanya ion kalsium dan substansi faktor trombosit bereaksi dengan faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin, protrombin, prokonvertin, akseleretor konversi serum protrombin dan ion kalsium.Dari data diatas juga terlihat darah masih dalam kisaran normal baik pria maupun wanita. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (1995) yang menyatakan bahwa masa pembekuan normal berkisar 5-8 menit
 Setiap mempunyai waktu koagulasi yang berbeda, begitupula dengan mamalia juga berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992), bahwa waktu koagulasi pada manusia adalah 5 menit, kambing 2,5 menit, sapi 6,5 menit, dan untuk kuda 11,5 menit.
Waktu koagulasi darah merupakan interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari pembuluh yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agegat yang ditunjukkan platelet yang menutupi celah pembuluh darah yang rusak. Waktu koagulasi normal pada manusia yaitu 15 detik sampai 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit. Sedangkan waktu koagulasi pada ternak seperti sapi 6,5 menit, kambing 2,5 menit, ayam 4,5 menit, kuda 11,5 menit, babi 3,5 menit, domba 2,5 menit dan anjing 2,5 menit (Frandson, 1992).
Waktu Pendarahan
Berdasarkan Praktikum Fisiologi ternak dasar yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengamatan Lamanya Waktu Pendarahan
Nama/jenis kelamin
Umur
Waktu pendarahan/menit
Nurhaedah (♀)
32 Th
1 menit 10 detik
Chaerul (♂)
21 Th
1 menit 30 detik
            Dari pengamatan diatas dapat diperoleh hasil yang berbedah antara pria dan wanita yaaitu perempuan 1 menit 10 detik dan laki-laki 1 menit 30 detik. Dharman dan Lukmanto (1982) menyatakan bahwa pendarahan yang normal 5-6 menit.Berarti hasil praktikum yang dilakukan tidak menunjukkan darah yang normal karena Cuma 1 menit 30 detik.
Waktu pendarahan adalah waktu yang dibutuhkan kulit berdarah untuk berhenti estela penusukan kulit. Darah dihapus setiap 30 detik atau luka diredam dalam larutan fisiologis (Sonjaya, 2008). Sedankan menurut Anonim (2009), waktu pendarahan adalah interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agregat yang menutupi celah pembuluh darah yang rusak. Peningkatan waktu pendarahan setelah pemberian bahan uji menunjukkan adanya efek antiagregasi platelet.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendarahan yaitu besar kecilnya luka atau umur, temperature atau suhu, dalam menggunakan kertas saring yang t erlalu ditekan atau dapat pula oleh kadar kalsium dalam darah. Faktor yang lainnya yaitu tingkat kesehatan setiap individu dan banyak tidaknya zat kalsium yang terkansung dalam darah (Frandson, 1999).
 Penyusun darah
Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
Hasi Pengamatan Penyusun darah
TANGGAL                       : 05 Desember 2011
PRAKTIKUM KE            : IV
NAMA BAHAN              : PENYUSUNAN DARAH
TUJUAN PRAKTIKUM : Mengetahui plasma darah dan sel darah merah serta kecepatan pengendapan eritrosit
BERTEMPAT            : Laboraturium Kampus I Umpar Jl, Muhammadiyah Parepare.



MASUKKAN GAMBAR ANDA
SENDIRI





            Hasil yang diperoleh dari praktikum penyusunsn darah adalah bahan yang telah di campur beberapa menit mengalami pemisahan antara plasma darah dengan sel-sel darah dimana plasma darah berada di bagian atas dan sel-sel darah dibagian bawah.      
            Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga dengan sendirinya jumlahnya dalam tubuh akan diatur. Misalnya dengan proses ekskeri. Plasma darah juga bertugas membawah sari-sari makanan, sisa metabolisme hasil sekresi dan beberapa gas. Lebih lanjut dikemukakan oleh Siregar (1995) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan adalah berat jenis sel darah merah dan juga berat jenis plasma darah. Bila jenis darah meningkat, meskipun berat jenis plasma normal, kecepatan pengendapan darah akan meningkat dan sebaliknya. Adapun laju endap darah normal pada ayam yaitu 1-2 mm, sapi 2-5 mm dan kambing 2-3 mm.
Penyusunan darah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal contohnya adalah cara meletakkan tabung di atas meja, tempertaur/suhu ruangan, getaran/guncanangan terhadap tabung, sedangkan faktor internalnya adalah seperti globulin dan fibrinogen. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonim, 2003) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Laju Endap Darah yaitu faktor teknik seperti letak tabung/pipet, diameter tabung/pipet, suhu ruangan dan getaran sedangkan faktor kedua adalah faktor dalam darah itu sendiri yakni fibrinogen, eritrosit, dan globulin.
Penyusunan darah seringkali digunakan pada pemeriksaan penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonim, 2003), yang menyatakan bahwa Penyusunan darah berguna memantau penyakit kronik tertentu. Penyusunan darah yang normal tidak menyimpulkan bahwa seseorang tidak mengidap suatu penyakit, di pihak lain peninggian Penyusunan darah mendorong kita untuk memikirkan penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan perubahan dalam protein plasma. Penyusunan darah normal pada manusia khususnya pada pria 9 mm/1 jam dan pada wanita 15 mm/1 jam. Pada kambing sebesar 2,5 menit, pada sapi 6,5 menit, pada ayam 4,5 menit dan pada kuda sebesar 11,5 menit.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.  Darah terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah dan sel darah yang terdiri atas beberapa jenis yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping-keping darah (trombosit).
2.  Waktu koagulasi adalah waktu mulai darah keluar sampai terbentuknya benang fibrin. Untuk rata-rata waktu koagulasi pada pembentukan benang febring untuk laki-laki adalah 3 menit 14 detik dan untuk perempuan yaitu 3 menit 12 detik, sedangkan rata-rata waktu koagulasi untuk perlakuan pembekuan darah pada laki-laki adalah 2 menit 30 detik dan untuk perempuan yaitu 2 menit 58 detik.Hal ini mungkin disebabka karena adanya kadar fibrinogen,kadar glukosa dalam darah dan jumlah eritrosit.
3.  Waktu pendarahan adalah waktu mulai terjadinya tetes darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring. Waktu pendarahan laki-laki yaitu 1 menit 30  detik sedangkan pada perempuan 1 menit 10 detik. Waktu pendarahan juga mengalami perbedaan yang di pengaruhi oleh pelukaan dan metabolisme tubuh sampel
4.  Penyusunan darah ternyata terdiri dari sel-sel darah dan plasma darah, di mana plasma darah berpisah  dengan sel-sel darah dan plasma darah beradah pada bagian atas.
Saran
Sebaiknya pengambilan sampel tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian karena dapat menjadi penyebab penularan penyakit yang tidak diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur. C. 1993.  Fisiologi Manusia dan Mekanisme Terhadap Penyakit  EGC. Penerbit Buku Kedokteran . jakarta
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press . Yogyakarta.
Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Manusia dan Mekanismenya terhadap Penyakit. EGC Penerbit Buku kedokteran . Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press . Jakarta.
Pujianto, 2004. Khasanah Pengetahuan Biologi. Tiga Serangkai . Solo.
Schmid, K. and Friends. 1997. Animal Physiology Adaptation and Environment. Cambridge University Press . USA.
http://antikoagulan_jevuska.html. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 ) 
http://www.hemofilia.multiply.com. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 )
http://www.sciencebiology.com. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 )
www.berbagisehat.co.id . ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 )
www.e-smart_school.com. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 )
www.kalbe.co.id. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 )
www.medical_blood.gif.blogspot.com. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 )