PENDAHULUAN
Latar belakang
Organ tubuh mahluk hidup yang juga sangat vital selain jantung, pembuluh darah dan lainnya adalah otak yang merupakan pusat kontrol dan pengendali syaraf.
Otak yang merupakan sistem syaraf pusat juga bagian dari syaraf sendiri terdiri dari otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum) yang mempunyai fungsi berbeda-beda dengan lainnya.
Praktikum tentang fungsi bagian otak dan aksi integratif dilakukan sebagai syarat mata kuliah fisiologi ternnak pada fakultar peternakan prodi ilmu peternakan Umpar.
Tujuan dan kegunaan
1. Fungsi bagian-bagian otak
Tujuan dari praktikum mengenai fungsi otak adalah untuk melihat bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak.
kegunaannya adalah agar dapat mengetahui fungsi serta mengetahui pengaruh rangsangan setelah diberikan perlakuan.
2. Aksi integratif dari susunan syaraf
Bertujuan untuk mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh dan pengaruh perlakuan. Kegunaannya agar mengetahui aksi integrrasi syaraf terhadap keseimbangan tubuh.
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi bagian-bagian otak
Secara garis besar otak hewan dewasa dibagi dalam 3 bagian, yaitu otak muka, otak tengah dan otak belakang. Otak muka terbagi dua yaitu telecephalon ( terdiori atas pleksus koroid, pallium, bulbus olfaktorius dan nuklei basal. Diencephalon terdiri atas talamus hipotalamus pleksus anterior dan epifisis. Otak belakang terdiri dari atas dua bagian yaitu meencephalon (sereblum) dan myelencephalon (medulla oblongata). Secara umum otak dibagi dalam 3 wilayah yaitu serebrum, sereblum dan batang otak. Batang otak, termasuk medulla danm pons, merupakan pusat unmtuk berbagai sistem kontrol yang penting misalnya pengaturan respirasi dan tekanan darah (Sonjaya, 2008).
Sistem syaraf terbagi dua bagian yaitu syaraf pusat dan syaraf perifer, di mana sistem syaraf pusat menjangkau otak dan kordaspinalis, sedangkan syaraf perifer terdiri dari syaraf caramiel dan spinal yang menuju kestruktur stomatik (badan) serta syaraf otonom yang menuju kestruktur viseral (otot polos, otot jantung dan kelenjar) atau merupkan struktur syaraf yang terletak di luar otak dan kordas spinalis (Karmana, 1978).
Otak besar (selebrum) terdiri dari beberapa bagian belakang sebagai pusat penglihatan , bagian samping merupakan pusat yang merasakan panas, dingin, sentuhan dan tekanan, serta bagian tengah dan belakang sebagai pusat perkembangan kecerdasan, kemauan, ingatan atau sikap. Otak tengah yang merupakan lotus optikus merupakan refleks mata. Otak kecil (cerebellum) merupkan pusat keseimbangan di mana bagian depannya terdapat jembatan farol yang merupakan pengantar info dari bagian-bagian kiri dan kanan dari tubuh. Sum-sum tulang lanjutan (medullaoflongata) di mana banyak banyak mengandung ganglion otak yang merupakan pusat pengatur refleks fisiologis pengatur jantung, pelebaran pernafasan serta penyempitan pembuluh darah.
Aksi integratif dari sum-sum syaraf/reflek-reflek
Saraf merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara terintegrasi sehingga mmungkinkan suatu makluk hidup dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh, dan mengkoordinasikan semua aktifitas organ di dalam tubuh kita. Susunan saraf berfungsi untuk merencanakan dan mengkoordinasikan tingkah laku, sehingga memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup. Untuk menjalankan fungsi yang begitu bervariasi, susunan saraf merupakan organ yang paling awal mengalami deferensiasi pada masa embriogenesis; merupakan organ yang paling besar pada saat lahir. Selain morfologinya yang khusus, neuron dari susunan saraf merupakan struktur yang menyusun dan mengatur dirinya sendiri (self-organizing & self regulating). Sifat yang unik dari neuron ini sebagian meruapakn ekspresi yang unik dari gen, dan sebagian lagi adalah akibat perkembangan dan pengalaman individu dari setiap mahluk hidup (Siregar, 1995).
Sistem saraf tersusun dari berbagai struktur khusus yang berfungsi untuk menerima, menyimpan dan menyebarkan informasi. Dengan demikian sistem saraf mengintegrasikan afinitas sistem saraf mengintegrasikan aktivitas berbagai sel, jaringan, dan organ, sehingga memungkinkan suatu organisme multiseluler yang kompleks berfungsi sebagai satu kesatuan unit pertumbuhan, perkembanga dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Untuk memahami bagaimana proses penerimaan, penyimpanan dan penyebaran implus pada sususnan saraf, diperlukan pemahaman mengenai biolistrik yang merupakan dasar dari pengetahuan kita tentang perubahan potensial yang dihasilkan oleh pergerakan ion melalui membran sel. Komunikasi antara satu neuron dengan neuron yang lainnya atau dengan otot dan kelenjar adalah melalui proses transmisi sinaptik (Synaptic transmission). Transmisi sinaptik terjadi sinaps dimana akson dari suatu neuron (sel presinaptik) akan berhubungan dengan dendrit, akson, dari suatu neuron lainnya, atau dengan otot serta kelenjar. (Anonima,2009).
Sistem koordinasi yaitu hormon dan syaraf. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar endokrin sedangkan penyusun syaraf disebut neuron, berdasarkan fungsinya neuron dapat dibagi atas neuron sensurik, konektor dan ejektor neuron (Karmana, 1987).
Neuron sensorik berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor kepusat susunan syaraf, neuron monotik berfungsi mengantarkan implus motorik susunan syaraf pusat ke efektor, di mana dendritnya menerima implus dari akson neuron lain (Pierce, 1992).
Mekanisme integrasi dapat terjadi dengan sangat sempurna melalui pertumbuhan dan perkembangan pada suatu jasad dalam jaringan yang bersifat khusus yaitu jaringan syaraf (Sukardi, 1984).
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 22 desember 2011, pukul 14.00 sampai selesai yang bertempat di laboraturium kampus I Umpar jl. Muhammadiyah Parepare.
Materi praktik
Alat yang digunakan adalah gelas arloji, kapas, benang, papan katak dan alat bedah. Sedang bahan yang digunakan adalah katak, air biasa, air panas, air es dan larrutan NaCL.
Metode praktikum
a. Fungsi bagian-bagian otak
Mengamati aktivitas katak normal, yakni sikap badan atau postur, keseimbangan badan (reflek bangkit), frekuensi nafas (mengamati gerakan bagian dasar mulut), gerakan-gerakan spontan serta kemampuan berenang.
Decerebrasi
Dengan scalpel runcing dan tajam, potonglah dengan cepat otak katak melintang menurut garis yang behubungan tepi-tepi anterior dari kedua gendang telinga (membran tumpani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata), kemudian tunggu 10-15 menit agar katak bebas dari keadaan shock kemudian catat reaksi yang terjadi
Katak spinal
Merusak serebellum dan medulla oflongata dengan menusukkan kawak penusuk otak kira-kira ¾ cm, kebelakang dari pemotongan akhir. Memutar kawatnya untuk merusak tenunan syarafnya, berikan waktu untuk kembali dari shock dan catat kenbali reaksinya.
b. Aksi integrasi syaraf
Gerakan refleks dan rangsangan terhadap katak normal
Mengamati reksi pada katak normal yaitu keseimbangannya, reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba, reaksi terhadap papan dengan kataknya, kondisi kelopak mata (sinar mata), sikap badan, gerakan spontan, cara mengembang dan berenang dan frekuensi nafas (mengamati gerakan dasar mulut)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi bagian-bagian otak
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil:
Perlakuan
|
Fungsi otak
| ||
Normal
|
Spinal
|
Decerebrasi
| |
Air panas
Air dingin
Rangsangan mekanik
Miring ke kanan
Miring ke kiri
Condong ke depan
Condong ke belakang
Dilempar / dibuang
Kemampuan berenang
Pernafasan
|
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
|
Sumber: hasil praktikum
Keterangan: ++ : besar pengaruh rangsangan
+ : ada pengaruh (sedikit)
- : tidak ada pengaruh
Katak yang diberikan perlakuan bereaksi dengan cepat, terutama pada gerakan spontan yang dilakukan dengan reaksi yang kuat. Sesuai dengan pendapat Annonimous (1997), bahwa gerakan dipengaruhi oleh medulla spinalis yang merupkan pusat refleks bagian bawah tubuh mahluk hidup dan pada saat refleksi diberikan air panas dan air dingin memperlihatkan reaksi yang cepat setelah diberi perlakuan panas, sebaliknya pada air dingin reaksinya kurag.
Katak tidak melakukan reaksi sama sekali atau bereaksi kecil pada perlakuan spinal dan desebrasi, karena refleks itu dikendalikan oleh cerebrum yang merupakan pengaruh kulit dan otot yang berhubungan dengan rangsangan termasuk rangsangan panas dan dingin.
Katak normal masih mempunyai kondisi yang baik dalam menerima setiap perlakuan sehingga katak dapat melakukan kontraksi. Sedangkan hasil pengamatan katak dengan desebrasi berbeda dengan katak normal, hal ini menandakan bahwa otak besar berfungsi sebagai perekam (memory) dari segala kegiatan dari pada hewan tertentu.
Katak yang otak kecilnya telah mengalami kerusakan yaitu katak spinal, nampak adanya perbedaan setelah diberikan kembali perlakuan, bahkan semua perlakuan tidak berpengaruh pada katak. Karena otak kecil (cerebelium) yang telah dirusak tidak berfungsi lagi. Sesui dengan pendapat Pierce (1980) bahwa korteks cerebri lebih berfungsi sebagai pengontrol mental, tingkah laku, pikiran dan kecerdasan.
Integrasi saraf
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa pemberian gerakan spontan pada katak yang diletakkan di atas papan preparat, di mana pada saat papan tersebut dimiringkan ke kiri dan ke kanan serta papan dicondongkan ke depan dan belakang, maka terlihat katak berusaha untuk mengimbangi tubuhnya. Sesuai degan Sukardi (1984) bahwa sikap tubuh dikendalikan oleh cerebellum karen berfungsi utama sebagai koordinasi gerakan otot dan keseimbangan.
Rangsangan pada gerakan dibedakan menurut jenisnya yaitu gerakan sadar dan gerakan refleks (Suwenda, 1982). Sehingga gerakan refleks pada katak akan melawan gaya yang diberikan karena adanya gerkan refleks secara spontan.
gmbr. Penusukan pada bagian otak katak
gmbr.Pemotongan otak katak
Gmbr. Katak di celupkan dalam air setelah pemotongan pada bagian otak
Gmbr. Katak setelah di celupkan dalam air
Gmbr Otak .katak di tusuk dengan jarum
Gmbr. Keadaan katak yang tidak bias bergerak setelah otaknya di tusuk dengan jarum
PENUTUP
Kesimpulan
Fungsi otak.
Katak normal masih mempunyai kondisi yang baik dalam menerima setiap perlakuan sehingga katak dapat melakukan kontraksi. Sedangkan katak dengan desebrasi berbeda dengan katak normal. Begitu pula dengan spinal karena telah mengalami kerusakan otak kecilnya.
Integrasi saraf
Gerakan refleks pada katak akan melawan gaya yang diberikan karena adanya gerkan refleks secara spontan. Saat papan tersebut dimiringkan ke kiri dan ke kanan serta papan dicondongkan ke depan dan belakang, maka terlihat katak berusaha untuk mengimbangi tubuhnya karena dikendalikan oleh cerebellum.
Saran
Sebaiknya alat-alat dan bahan-bahan di labortorium yang rusak sebaiknya diganti dengan yang baru agar praktikum dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
b, 2009. Implus Saraf. Http;//tedbio.Multiply.com/journal/item /Implus
Saraf/08-04-2009/html. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 ) Tanggal 24 Februari 2009.
c, 2009, Bahan Ajar Fisiologi Keperawatan,. Fakultas Kedokteran,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
d, 2008. Fungsi Otak. Http;//www.geocityes.com/mitra_sejati.html. (Diakses pada tanggal 29 desember 2011 ) Tanggal 24 Februari 2009.
d, 2009. Sambungan saraf otot. Http;//www.geocityes.com/mitra_sejati.html. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 ) Tanggal 24 Februari 2009.
e, 2009. Kontraksi Otot . Http;//tedbio. Multiply. Com /journal/ item/
Kontraksi Otot/08-04-2009/html. ( Diakses pada tanggal 29 desember 2011 ) Tanggal 24 Februari 2009.
Chusid. 1993. Neuro Fisiologi. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.
Gani. 1993. Fisiologi_edisi kelima. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.
Ganong. 1993. Anatomi dan Fisiologi Keperawatan_edisi ketujuh. Gadjah Mada.
Gani. 1993. Fisiologi_edisi kelima. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.
Ganong. 1993. Anatomi dan Fisiologi Keperawatan_edisi ketujuh. Gadjah Mada.
University Press. Yogyakarta.
Guyton. 1991. Lingkungan Ternak-Integrated Curriculum. Clinical Pathology
Department Medical Faculty-Universitas Hasanuddin:Makassar.
Siregar. 1995. Ilmu Fisiologi-Integrated Curriculum. Clinical Pathology Department
Medical Faculty-Universitas Hasanuddin:Makassar.
Srikini. 2000. Biologi SMU. Erlangga. Jakarta.
Sonjaya, Herry. 2006. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-
Universitas Hasanuddin:Makassar
Sonjaya, Herry. 2008. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-
Universitas Hasanuddin:Makassar
Herry. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-
Universitas Hasanuddin:Makassar
Syamsuri. 2000. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Widya Medika. Jakarta.
Watson, R. 2000. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. ECG. Jakarta.
2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke dua. ECG. Jakarta.
2003. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke dua. ECG. Jakarta.. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke tiga. ECG. Jakarta.
2003. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke dua. ECG. Jakarta.. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke tiga. ECG. Jakarta.
NOTE: " BUAT LAMPIRAN GAMBAR MASUKKAN SESUAI DARI HASIL PRAKTEK TEMAN SOALNYA JARINGAN GUA LEMOT GAK KUAT BUAT UPLOAD LAMPIRAN FOTO. "
TENG KIYUW.